Kayaknya setiap kisah menyusui pasti drama ya, gak ada yang enggak. Sembilan dari 10 orang mamah-mamah yang cuhat-curhatan sama saya pasti berkata demikian. Maklum, setelah mendengar latar belakang kenapa ada drama kumbara dibaliknya, ternyata emang angkatan saya lahir itu lagi booming-boomingnya slogan empat sehat lima sempurna: karbohidrat, sayur mayur, lauk pauk, buah, dan yang kelima susu sebagai penyempurnanya. Dalam hal ini untuk bayi penyempurnanya adalah susu formula. Nah cucok deh kan nggak sedikit juga orang tua kita suka nyeletuk "udah, sufor dulu aja!". Plus kita-kita yang notabene mamah-mamah baru belum pede sama jumlah ASI kita sendiri dan berapa ml yang udah diminum dedek bayi. Makin cucok!
Selepas melahirkan, terkadang apa yang sudah kita rencanakan dengan matang mengenai asupan gizi bayi hancur lebur begitu saja. Ketika payudara dipijat gak keluar ASInya, terus denger pendapat eksternal siapapun orangnya, "sufor aja deh kasian bayinya haus!" Eaaa, kepedean kita luluh lantah dan ikut-ikutan khawatir akan asupan cairan bayi. Saya pun demikian, kok. Sebuah kewajaran buat seorang mamah baru. Cara mengakalinya cuma satu: knowledge. Makanya nih ya, kalau kata saya mah, para mamah jangan terlalu fokus dengan urusan lahiran. Itu mah nggak seberapa banget lah sama urusan menyusui... Serius! Hehe.
That's why beberapa Obsgyn yang concerned akan ASI bagi para calon ibu akan menyarankan ikut kelas laktasi di usia kehamilan menginjak 8 bulan. Instead of mempersiapkan keperluan materiil buat bayi, knowledge ini nggak kalah pentingnya ya. Berdasarkan pengalaman saya, justru knowledge lah persiapan yang sangat priceless nilainya karena ini menentukan masa depan bayi saya. Karena menyusui itu ilmunya jauuuuh lebih kompleks ketimbang lahiran. Trust me.
Preparation
Di usia 36 minggu, saya dan suami sudah main ke dokter laktasi. Telat sih, harusnya di usia kehamilan 32 minggu kami udah berkunjung kesana. Kami diedukasi untuk dapat sukses memberikan ASI selama 2 tahun sesuai yang tertulis di Al-Quran. Bila perlu, ajak orang tua atau orang-orang sekitar yang akan menemani kita di saat-saat pertama menjadi ibu karena merekalah yang turut menentukan sukses gagalnya menyusui.
Awareness
Ketika bayi lahir, periksa apakah ada tongue tie atau lip tie pada lidahnya dan bila ada, pastikan bahwa tongue tie itu tidak mengganggu aktivitas menyusuinya. Di hari keempat Zaid lahir, sepulang dari RS Bunda Menteng kami langsung ke RSIA Kemang untuk memeriksa tongue tie Zaid, apakah akan mengganggu proses menyusui atau tidak. Dan... Ternyata untuk case Zaid memang mengganggu. Saat baru lahir, saya perhatikan lidah Zaid memang pendek dan ketika akan melakukan perlekatan dia selalu menangis kesal karena tidak bisa menyambut puting Ibu dengan sempurna. Saya dan suami tidak kaget akan hal ini karena memang sudah diedukasi terlebih dahulu mengenai tongue tie. Beberapa orang tua memang memiliki keputusan yang berbeda-beda terkait dengan hal ini. Dan jujur saja, ini menjadi pro kontra di lingkungan orang tua. Kami pribadi memutuskan untuk melakukan insisi terhadap tongue tie Zaid dan berikhtiar mudah-mudahan setelahnya Zaid akan sukses nenen. Alhamdulillah, setelah itu proses menyusui berjalan dengan lancar. No drama anymore ketika sedang nenen. Dalam waktu 5 hari, berat badan Zaid yang sudah turun 350 gram naik 400 gram, Alhamdulillah, jadi di usianya yang kedelapan hari, berat badan Zaid melebihin BBL nya yaitu 3630 gram. Oh iya, inget ya, kuncinya sukses menyusui itu HAPPY! Karena happy akan merelease hormon prolaktin dan oksitosin yang efeknya adalah ASI ngucur.. hehe. Nggak usah dengerin yang negatif-negatif ya, positive vibes only deh kalau untuk busui.
Next knowledge: Manajemen ASIP
Buat ibu bekerja, ini adalah "target" selanjutnya. Emang bisa nyetok ASIP berkulkas kulkas? Bisa banget! Tapi bukan itu poinnya, ya, para mamah. Poinnya adalah kita-kita bisa menjaga produksi ASI selama meninggalkan dedek bayi. Cuma satu cara yang paling efektif membutuhkan istiqamah saat menjalankannya: pompa.
Kapan mulai pompa?
Banyak pendapat mengenai hal ini. Ada yang bilang sebaiknya dilakukan setelah lahiran. Ya, yang ini tujuannya untuk menaikkan produksi ASI bila ASI yang sang ibu hasilkan dirasa kurang mencukupi kebutuhan bayi. Jadi kalau anaknya kelihatan masih kehausan, bisa 2 cara yang dilakukan: direct breastfeeding teruuus maksimal 30 menit dan pastikan bayi bukan ngempeng, atau pumping saat payudara sebelahnya sedang disusui atau kalau dulu karena saya kerepotan ya saat Zaid sedang tidur.
Ada juga yang bilang sebaiknya dilakukan ketika usia bayi sudah 1 bulan, nah ini untuk yang kondisi ASI sang ibu cukup selama dedek bayi baru lahir sampai berusia 1 bulan. Karena memang saat ibu baru melahirkan itu terjadi ledakan hormon prolaktin, jadi para ibu umumnya akan mengalami payudara bengkak karena banyak memproduksi ASI.
Jeda pumping sebenarnya beragam. Tapi untuk bayi 0-3 bulan, jedanya per 2-3 jam. 4-6 bulan, jedanya 3-4 jam. Intinya sih ikutin jeda dedek bayi nenen selama kita lagi bareng sama dedek bayi. Kalau dirasa nggak sempat, misalnya di kantor gitu, main di frekuensi aja. Jika kita bekerja dari pukul 8 pagi sampai 5 sore, dimana kalau lagi bareng dedek bayi kita bisa nyusuin 4 kali, berarti pumpingnya kalau bisa 3-4 kali di pukul 8, 10, 13, dan 16 menjelang pulang kantor. Saya yang bekerja dari jam 7-4 sore, pumping di jam 7, 10, 12.30, dan 15.00 dengan catatan masih pumping tengah malam hingga usia Zaid 6 bulan.
Btw ini kenapa ilmu pumpingnya lebih banyak dari yang lain-lain ya? Hehehehe. Peace ya para mamah. Sepertinya memang ilmu manajemen ASIP harus dipisah di lain halaman karena memang buanyaaaak banget ngalah-ngalahin panjangnya itinerary keliling Eropa dan Skandinavia. Serius!
Sekarang Alhamdulillah Zaid udah 15 bulan, udah makan nasi dan minum ASIP nya juga on demand, bukan dijadwalin lagi kayak pas ASIX dulu. Jadiii ibu Zaid sukses melewati drama menyusui dengan selamat! Hehe. Bagi para mamah di luar sana yang sedang berjuang menyusui buat para dedek bayinya, semangat terus ya! Dan bagi para mamah yang kepengen nanya-nanya tentang menyusui dan manajemen ASIP lebih lengkap dan detail, bisa nanya langsung di kolom komentar atau saya sendiri merekomendasikan akun Instagram @asiku.banyak. disana semacam kitab suci para busui deh, beneran! Saya sendiri akan bantu menjawab semampu saya bila ada yang bertanya langsung :)
Terima kasih dan happy breastfeeding to all great mom in the world!