Setahun lebih yang lalu saya pernah post tenang list
tulisan yang perlu saya catat di blog ini. Sebenarnya sih udah basi banget ya,
tulisan tentang Japan Trip 2015, ya ampun it’s been 2 years and I am now a
mother bahkan, tripnya saja sudah dilakukan sebelum tahu jodoh saya
siapa, hahaha. Yasudahlah ya, toh kata The Upstairs, yang terekam tak pernah mati. Jadi
saya akan menulis ini bukan karena saya harus cerita kalau kemarin saya habis
dari Jepang, tapi supaya kelak saya bisa ingat dan berbagi ke Zaid dan mungkin
adik-adiknya, kalau masa muda Ibunya dihabiskan buat jalan-jalan ngalor ngidul,
salah satunya ke Jepang. In some part, I want my chidren to feel the experience of
being single and happy like this. :D
Disini saya akan berbagi itinerary saya selama di Jepang. For
your information, tahun 2015 itinerary saya ini tuh anti mainstream banget lho,
sampai saya berani pasang judul seperti itu, hehehe. Iya, perjalanan saya ini
ada “Sapporo”-nya, via perjalanan darat dan belum ada line Shinkansen ke
Sapporo kayak sekarang *bangga*. Dulu-dulu kalau sedang blog walking rasanya
jarang membaca perjalanan turis Indonesia ke Sapporo, rata-rata perjalanannya
Tokyo – Osaka – Kyoto – paling banter yang lagi “in” tuh ke Shirakawa-go atau
ke Fuji. padahal mereka juga pakai fasilitas JR 7-day pass lho, yang bisa naik
Shinkansen dari ujung ke ujung Jepang. jadi rasanya kok sayang sekali bila
tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin sampai ke ujung-ujungnya Jepang gitu ya. Bagusnya sekarang di Jepang sudah ada line Shinkansen menuju perfektur Hokkaido, dengan harga 7 day pass yang sama! Tanpa kenaikan tarif! Asyik banget untuk menjelajah Jepang! Manfaatkan ya, teman-teman.
Sayangnya
waktu saya pas ke Jepang sangat terbatas seperti biasa terbentur di cuti, kalau
enggak sih saya jabanin main sampai ke Okinawa, deh!
So here we go, my itinerary!
Itinerary ini saya susun kurang lebih selama 6 bulan. Bulan pertama sampai ketiga, saya mengumpulkan keinginan teman-teman trip, pada pengen kemana sih selama di Jepang? Awalnya kami mau ke Tokyo saja. Iya, karena kepentok budget dan dulu masih berpikir yang namanya JR PASS itu muahal. Tapi setelah berpikir berulang kali; Hello it's Japan, yes it is! Puas-puasin deh, daripada menyesal dan gak punya waktu untuk balik lagi kesana. Sekalian aja mainnya yang jauh-jauh. Akhirnya 3 bulan sebelum keberangkatan, kami reschedule tiket pesawat yang semula hanya 5 hari di Jepang jadi 10 hari di Jepang dan memutuskan untuk menggunakan JR PASS untuk lintas kota dan perfektur. Untungnya, kami menggunakan penerbangan AirAsia dan book tiket menggunakan aplikasi AirAsia di HP, sangat gampang sekali untuk reschedule penerbangan, udah gitu harga tiketnya masih murah aja... *bukan iklan*.
Bulan keempat saya cek rute perjalanan dalam kota yang mungkin bisa ter-cover dengan JR line, jadi bisa gratisan; harga tiket masuk daerah wisata yang akan dikunjungi; serta finalisasi budget. Untuk itinerary di atas, kami menghabiskan budget kurang lebih 10 jutaan, sudah termasuk JR PASS. Jadi hitungan kasarnya saya bawa uang cash yen sebesar 7 jutaan ketika berangkat. Bisa hidup antar kota? Bisa. Ini sudah pulang lagi, sudah kewong, dan sudah punya anak. Hehehe.
Sembilan puluh persen perjalanan saya di Jepang persis dengan itinerary ini, berhasil terealisasi. Memang ada beberapa destinasi yang kami batalkan karena, ehm, kami semua kehabisan tenaga. Hahahaha. Tidak bisa dipungkiri memang gobyos banget rasanya jalan-jalan dengan itinerary sepadat di atas. Tapi ya namanya juga di negeri orang, kalau kenapa-kenapa siapa yang mau bantu kita-kita?
Bulan keempat saya cek rute perjalanan dalam kota yang mungkin bisa ter-cover dengan JR line, jadi bisa gratisan; harga tiket masuk daerah wisata yang akan dikunjungi; serta finalisasi budget. Untuk itinerary di atas, kami menghabiskan budget kurang lebih 10 jutaan, sudah termasuk JR PASS. Jadi hitungan kasarnya saya bawa uang cash yen sebesar 7 jutaan ketika berangkat. Bisa hidup antar kota? Bisa. Ini sudah pulang lagi, sudah kewong, dan sudah punya anak. Hehehe.
Sembilan puluh persen perjalanan saya di Jepang persis dengan itinerary ini, berhasil terealisasi. Memang ada beberapa destinasi yang kami batalkan karena, ehm, kami semua kehabisan tenaga. Hahahaha. Tidak bisa dipungkiri memang gobyos banget rasanya jalan-jalan dengan itinerary sepadat di atas. Tapi ya namanya juga di negeri orang, kalau kenapa-kenapa siapa yang mau bantu kita-kita?
Paling senang dimana?
Jujur, Kyoto is the best city I've ever visited in Japan. Walaupun kotanya dingin karena berada di atas bukit, tapi orangnya baik dan ramah-ramah. Banyak street food. Photogenic sekali. Kemana-mana enak banget buat sightseeing deh, Kyoto tuh. Dan kota ini termasuk kota yang lumayan santai jika dibandingkan dengan Tokyo, yang menurut saya, amit-amit banget buru-burunya. Walaupun lumayan santai, transportasi bus yang jadi moda utama di Kyoto ini juga tepat waktu, lho. Urusan on time sih jangan ditanya ya, Jepang juaranya.
Apa suatu hari akan ke Jepang lagi?
Definitely Yes!
Beberapa yang sangat ingin saya kunjungi adalah Okinawa, kota dimana salah satu aliran karate tradisional, Shotokan, lahir *yang ini saya niat banget pengen kunjungi secara retired karateka haha*; Fujikyu Highland; dan sangat ingin ke perfektur Hokkaido untuk kedua kalinya! Semoga ada kesempatan untuk jalan-jalan ke Jepang lagi ya.
Sekian dan terima feed back nya,
Kodil