Assalamu’alaykum warohmatullah!
Alhamdulillah, proses mencicil tulisan itinerary Jepang 2015 sudah menginjak hari keenam… mau nangis rasanya dikasih kesempatan untuk mengingat-ingat memori 4 tahun yang lalu, antara nangis senang, nangis kesal karena nggak mampu mengingatnya lagi, atau nangis bingung merangkai “puzzle” 4 tahun lalu, takut kalau jadinya nggak nyambung gimana? Hahahaha. Well, sejauh ini prosesnya masih lancar, walaupun sambil disambi pekerjaan kantor, membersamai anak, dan masak buat orang rumah. Tapi namanya udah janji sama diri sendiri untuk nulis ya harus ditepati dong. :D
Delapan belas Maret dua ribu lima belas.
Hari ini rencana kami adalah mampir ke Museum Fujiko F. Fujio dan dilanjutkan dengan jalan ke Sapporo melalui jalur darat, naik Shinkansen sampai Aomori kemudian lanjut naik Hamanasu Car hingga ke Sapporo.
Seperti biasa, kalau nggak kelaperan banget, kami memulai hari dengan sarapan onigiri yang kami beli di Family Mart dekat hostel. Hari ini kami check out dari hostel karena setelah dari Museum Fujiko F. Fujio kami akan berangkat ke Sapporo nanti malam. Namun, karena lusanya kami menginap di Tokyo lagi dan di hostel yang sama pula, kami meminta izin kepada host kami untuk menitipkan koper dan alhamdulillah diizinin. Jadi kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk titip koper di stasiun besar. Biasanya titip koper atau sewa loker dikenai biaya 500-100 yen tergantung ukuran loker yang disewa lamanya penyewaan. Lumayan kan buat nambah-nambahin uang jajan di Sapporo nanti, hehehe. untuk ke Sapporo nanti, kami hanya membawa jaket tebal, syal, dan baju ganti seperlunya. Sedangkan untuk keperluan bermain ski, kita tidak perlu membawa baju dan peralatannya karena sudah disediakan oleh Takino Park di Sapporo, tempat kami akan bermain ski.
Untuk bisa menuju Fujiko F. Fujio Museum atau Doraemon Museum, kami jalan kaki menuju stasiun Asakusa untuk naik Tsukuba Express sampai stasiun Kitasenju, kemudian ganti kereta menuju stasiun Yoyogi Uehara, kemudian ganti kereta lagi naik Odakyu Line,turun di Mukogaoka-yuen dan lanjut naik bus menuju museum. Lumayan panjang, ya, ngeteng keretanya, tapi insya Allah tetap nyaman dan nggak ribet kok. Oh iya, untuk tiketnya sendiri sudah kami beli saat sampai di Tokyo kemarin. Kami membeli tiketnya di Lawson Tokyo, Lawson mana aja ada kok asal di Jepang, hehehe. Harga tiketnya 1000 yen dan dibagi berdasarkan schedule masuk museum. Schedule masuk museum bisa dicek disini, dan kami memilih untuk berkunjung pukul 12.00...
Bus menuju museumnya lucu banget, kyaaa jadi pengen balik lagi.
Kenapa sih kepengen ke Doraemon Museum? Ya kalau di jaman saya yang namanya Doraemon itu menemani setiap hari libur sekolah, ya. Siapa sih yang tahun 90an tiap minggu pagi pukul 08.00 nggak nongkrong di depan teve nungguin Doraemon? Hahahaha. Kelewatan nih yang nggak nonton Doraemon :D saking kuatnya ikatan batin saya dengan Doraemon ini, rasanya nggak afdol kalau ke Jepang nggak mampir ke museumnya untuk kulo nuwun dan bernostalgia~~
Di museum ini kita dikasih alat untuk mendengarkan penjelasan kurator museum dalam bahasa Inggris. karena setiap penjelasan museum ditulis dalam bahasa Jepang, jadi alat ini membantu banget dalam menikmati museum. Bagusnya lagi, pengunjung museum dilarang berfoto di dalam museum. Jadi insya Allah orisinalitasnya terjaga ya. Dan kita hanya foto-foto di luar museum aja. Bagusss juga~
Pulangnya kami menyempatkan diri jalan kaki di kawasan perumahan di sekitar museum.
Setelah itu kami menuju stasiun untuk kembali ke Tokyo dan melanjutkan perjalanan ke Shin-Aomori menggunakan Shinkansen. Perjalanan Tokyo-Shin Aomori memakan waktu kurang lebih 3,5 jam. Sampai di Shin Aomori kita harus ganti kereta ke Aomori, karena naik Hamanasu Car-nya dari stasiun Aomori. Meskipun Hamanasu Car merupakan kereta milik JR, tapi tidak diberangkatkan melalui stasiun JR yang biasanya ada kata-kata "Shin"-nya.
Sekarang waktunya tidur untuk menyiapkan tenaga main ski besok!
Next: ngopi di Starbucks Sapporo, main ski di Takino Park.
Alhamdulillah, proses mencicil tulisan itinerary Jepang 2015 sudah menginjak hari keenam… mau nangis rasanya dikasih kesempatan untuk mengingat-ingat memori 4 tahun yang lalu, antara nangis senang, nangis kesal karena nggak mampu mengingatnya lagi, atau nangis bingung merangkai “puzzle” 4 tahun lalu, takut kalau jadinya nggak nyambung gimana? Hahahaha. Well, sejauh ini prosesnya masih lancar, walaupun sambil disambi pekerjaan kantor, membersamai anak, dan masak buat orang rumah. Tapi namanya udah janji sama diri sendiri untuk nulis ya harus ditepati dong. :D
Delapan belas Maret dua ribu lima belas.
Hari ini rencana kami adalah mampir ke Museum Fujiko F. Fujio dan dilanjutkan dengan jalan ke Sapporo melalui jalur darat, naik Shinkansen sampai Aomori kemudian lanjut naik Hamanasu Car hingga ke Sapporo.
Seperti biasa, kalau nggak kelaperan banget, kami memulai hari dengan sarapan onigiri yang kami beli di Family Mart dekat hostel. Hari ini kami check out dari hostel karena setelah dari Museum Fujiko F. Fujio kami akan berangkat ke Sapporo nanti malam. Namun, karena lusanya kami menginap di Tokyo lagi dan di hostel yang sama pula, kami meminta izin kepada host kami untuk menitipkan koper dan alhamdulillah diizinin. Jadi kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk titip koper di stasiun besar. Biasanya titip koper atau sewa loker dikenai biaya 500-100 yen tergantung ukuran loker yang disewa lamanya penyewaan. Lumayan kan buat nambah-nambahin uang jajan di Sapporo nanti, hehehe. untuk ke Sapporo nanti, kami hanya membawa jaket tebal, syal, dan baju ganti seperlunya. Sedangkan untuk keperluan bermain ski, kita tidak perlu membawa baju dan peralatannya karena sudah disediakan oleh Takino Park di Sapporo, tempat kami akan bermain ski.
Untuk bisa menuju Fujiko F. Fujio Museum atau Doraemon Museum, kami jalan kaki menuju stasiun Asakusa untuk naik Tsukuba Express sampai stasiun Kitasenju, kemudian ganti kereta menuju stasiun Yoyogi Uehara, kemudian ganti kereta lagi naik Odakyu Line,turun di Mukogaoka-yuen dan lanjut naik bus menuju museum. Lumayan panjang, ya, ngeteng keretanya, tapi insya Allah tetap nyaman dan nggak ribet kok. Oh iya, untuk tiketnya sendiri sudah kami beli saat sampai di Tokyo kemarin. Kami membeli tiketnya di Lawson Tokyo, Lawson mana aja ada kok asal di Jepang, hehehe. Harga tiketnya 1000 yen dan dibagi berdasarkan schedule masuk museum. Schedule masuk museum bisa dicek disini, dan kami memilih untuk berkunjung pukul 12.00...
Bus menuju museumnya lucu banget, kyaaa jadi pengen balik lagi.
Kenapa sih kepengen ke Doraemon Museum? Ya kalau di jaman saya yang namanya Doraemon itu menemani setiap hari libur sekolah, ya. Siapa sih yang tahun 90an tiap minggu pagi pukul 08.00 nggak nongkrong di depan teve nungguin Doraemon? Hahahaha. Kelewatan nih yang nggak nonton Doraemon :D saking kuatnya ikatan batin saya dengan Doraemon ini, rasanya nggak afdol kalau ke Jepang nggak mampir ke museumnya untuk kulo nuwun dan bernostalgia~~
Alat untuk mendengarkan penjelasan kurator yang saya dan Unad kalungkan. |
Di museum ini kita dikasih alat untuk mendengarkan penjelasan kurator museum dalam bahasa Inggris. karena setiap penjelasan museum ditulis dalam bahasa Jepang, jadi alat ini membantu banget dalam menikmati museum. Bagusnya lagi, pengunjung museum dilarang berfoto di dalam museum. Jadi insya Allah orisinalitasnya terjaga ya. Dan kita hanya foto-foto di luar museum aja. Bagusss juga~
The legendary Pintu Kemana Saja :) |
Pulangnya kami menyempatkan diri jalan kaki di kawasan perumahan di sekitar museum.
Semacam abandoned park, meskipun berantakan tapi tidak ada sampah berceceran. |
Setelah itu kami menuju stasiun untuk kembali ke Tokyo dan melanjutkan perjalanan ke Shin-Aomori menggunakan Shinkansen. Perjalanan Tokyo-Shin Aomori memakan waktu kurang lebih 3,5 jam. Sampai di Shin Aomori kita harus ganti kereta ke Aomori, karena naik Hamanasu Car-nya dari stasiun Aomori. Meskipun Hamanasu Car merupakan kereta milik JR, tapi tidak diberangkatkan melalui stasiun JR yang biasanya ada kata-kata "Shin"-nya.
Super excited pertama kali ngeliat salju :") |
Hamanasu Car. Keretanya super jadul dan diesel. Tapi insya Allah tetap aman. Oh iya, keretanya lumayan berisik kayak kereta ke Jawa Tengah :D |
Sapporo here we come! |
Sekarang waktunya tidur untuk menyiapkan tenaga main ski besok!
Next: ngopi di Starbucks Sapporo, main ski di Takino Park.