Tuesday, March 26, 2019

Anti-mainstream Japan Trip 2015: [Day 4] Last Day in Kyoto; Fushimi Inari Shrine, Shinkansen and Rush Tokyo

Assalamu’alaykum warohmatullah...

Enam belas Maret dua ribu lima belas.
Hari ini, yang merupakan hari terakhir kami di Kyoto, merupakan waktunya kami mengunjungi Fushimi Inari Shrine. Selain sarat nilai budaya Jepang yang sangat kental, susunan Torii di sepanjang kuil ini begitu sedap untuk dipandang dan diabadikan. Sebenarnya mengunjungi Fushimi Inari Shrine bukan itinerary utama kami alias opsional, tetapi mumpung lagi di Kyoto dan masih punya tenaga lebih, saya dan Unad menyempatkan untuk mampir ke kuil tersebut sementara para lelaki memilih untuk stay di hotel sampai dengan keberangkatan ke Tokyo nanti siang.

Sekitar pukul delapan kami berangkat dari hostel. Fushimi Inari Shrine tidak jauh dari tempat kami menginap, Khaosan Kyoto Guesthouse, hanya berjarak 5 stasiun saja bila ditempuh dengan kereta. Untuk mencapai Fushimi Inari Shrine, kami memilih naik Keihan Main Line yang sudah termasuk ke dalam coverage Kansai Thru Pass yang kami beli saat landing di Osaka.

Mendung... pake kamera iPhone...


Mandatory wefie dulu sama Unad kesayangan :DD
















Pukul dua belas kami sudah tiba kembali di hotel untuk check out dan menuju Stasiun Kyoto untuk naik Shinkansen menuju Tokyo.

Naik Shinkansen. Repeat, naik Shinkansen.

Yeay akhirnya nyobain naik Shinkansen!!! *norak*

Tiba di Stasiun Kyoto, kami langsung antre tukar JR Pass di JR Tourism Center sekaligus book seat Hamanasu Sleeping Car untuk ke Sapporo nanti, Masya Allah, stasiun Kyoto ini bagus sekali… juga ramai tapi nggak semrawut.




Hari ini kami cukup santai… pace kami tidak secepat kemarin…
Kami sampai di Stasiun Tokyo sudah petang dan disambut dengan hujan yang cukup deras.
Sejujurnya kami agak kaget begitu tiba di Tokyo. Gila, ritme penduduknya cepat sekali! sangat jauh berbeda dengan ritme penduduk di Osaka dan Kyoto yang cenderung santai… jalan juga nggak seradak seruduk… jujur saja hal ini sempat membuat saya “ilfil” dengan Tokyo. Tapi ya sebenarnya inilah potret negara Jepang yang kita kenal di luar sana, jadi kita nikmati sajalah…

Rencana kami untuk sightseeing di Asakusa jadi gagal karena hujan belum berhenti juga hingga malam hari. Akhirnya, kami memutuskan untuk makan malam di sekitar hotel, kebetulan ada Yoshinoya dan kami langsung melipir (jujur, waktu itu kami belum tahu kalau Yoshinoya Jepang tidak halal, maafkan ya Allah). Oh iya, selama di Tokyo kami menginap di Khaosan World Asakusa Hostel yang masih rekanan dengan tempat menginap kami di Kyoto. Namun sejujurnya kami lebih suka dengan vibe hostel kami yang di Kyoto karena lebih bersih walaupun common room-nya lebih kecil.

Maafin Ya Allah, nggak tau kalau ini tuh nggak halal :")





Kami menutup hari ini dengan check in di hostel, selonjoran, dan beristirahat. Tiba-tiba pukul 9 malam Welly Whatsapp saya, "Dil, laper, nggak? Belanja yuk, terus kita masak deh di common room.", wah saya yang masih merasa lapar langsung mengiyakan dong, sementara Unad yang udah kecapekan memilih untuk tidur. Hehehe. Saya langsung ngeloyor keluar pakai piyama dan jilbab instan sama Welly, Aboy, dan Aray untuk belanja di supermarket di sekitar Asakusa. Kami berbelanja di supermarket yang buka 24 jam yang ternyata masih ramai aja disini... dan adalah hal yang umum disini untuk belanja tengah malam karena harga produknya jadi lebih murah. Iya, se-fresh itu sayur, buah, ikan-ikanan, dan daging-dagingan yang dijual di Jepang hingga bela-belain diskon di tengah malam dan besoknya udah ganti produk lagi. The best!

Pajamas Style pas belanja ke supermarket...

Belanjaan kita-kita!

Balik dari supermarket kami langsung masak (((semangat 45 banget karena ternyata masih lapaaarrr))) di common room hostel yang kebetulan lagi sepi. Seru banget ternyata main masak-masakan sama pria-pria ini :D main masak-masakan ini semacam self healing untuk saya pribadi karena sejujurnya hari ini lumayan kecewa dengan kondisi yang tidak sesuai ekspektasi.

Kami masak apa saja? Masak nasi, yes kita beli Japonica Rice yang murah dan enaaak banget. Terus masak telur setengah matang. Entah kenapa saya merasa telur di Jepang ini kok bagus-bagus ya, kualitas paten lah. Padahal bukan telur ayam kampung, tapi terasa sangat fresh dan kuning telurnya itu, lho... beda deh, sulit dijelaskan :D. kemudian kami beli fresh sashimi 500 gram harganya sekitar 500 yen an atau 60 ribu... murah banget kan? Kemudian beli unagi dan cumi bumbu teriyaki yang ternyata isinya nasi, jyah ketipu... kirain isinya cumi juga, hehehe. Tapi tetap enak rasanya.


Yang di sebelah kiri dan kanan itu cumi teriyaki isi nasi :D

Oishiii...

Jyaaah kena tipu dia :))))

Pukul 1 malam saya pamit masuk kamar. Alhamdulillah bisa tidur nyenyak karena perut kenyang. Saatnya beristirahat mempersiapkan tenaga buat ke Lake Kawaguchiko!

Wassalamu'alaykum warohmatullah!

Tuesday, March 19, 2019

Anti-mainstream Japan Trip 2015: [Day 3] another Kyoto; Sagano Scenic Railway and Apprentice Geisha

Assalamu'alaykum Warohmatullah!

Lima belas maret dua ribu lima belas. Pas bangun tidur kok rasanya nggak enak banget ya. Kok dinginnya menusuk banget ya. Ternyata eh ternyata pagi itu Kyoto bersuhu 1 derajat aja. Musim semi macam apa ini?
Eaaa halu sok sok an musim semi, musim peralihan kali, Bu... :))

Hari itu rencananya kami akan ke Arashiyama Bamboo Forest dilanjutkan dengan naik Sagano Scenic Railway. Kalau Arashiyama Bamboo Forest mah emang mainstream banget lah di kalangan traveler, istilahnya nggak ke Kyoto kalau nggak mampir ke Arashiyama. Sebenarnya yang bikin menarik Arashiyama ini bukan hutan bambunya, tapi perjalanan dari Stasiun Shin-arashiyama menuju hutan bambunya itu...yang penuh dengan streetfood Jepang! *Lagi-lagi tentang makanan :)) berikut ini saya share beberapa streetfood yang kami temukan dan nggak ada yang failed semuanya endol!

Ini tuh semacam kulit ayam bumbu teriyaki. Enak banget!

Kalau ini ikan mackarel bumbu teriyaki dengan taburan bawang goreng. Enak juga ya Allaah.

Kalau ini Takoyaki. Standar sih cuma seneng aja ngeliat penjualnya bolak-balikin Tako-nya. Lihai!


Jadi di sekitar pintu masuk Arashiyama itu ada sebuah toko yang jual BonCabe! Iya, BonCabe, tapi yang ini jauh lebih enak. Sebenarnya saya nggak sengaja nemuin toko BonCabe ini. Awalnya karena tertarik nyobain testernya di depan toko, yaa namanya juga budget traveling ya, pasti mata kita ijo melihat tester gratisan. Testernya hanya nasi kepal dikasih BonCabe-nya mereka. Saya kira rasanya standar, hanya nasi putih pedas-pedas ala ala Jepang, pahit tanpa rasa yang otentik gitu, nggak taunyaaaaa aaaaaaaa enak banget! Parah! Jadi kayaknya itu bubuk abon cabe sudah diolah dengan bumbu-bumbu khas yang entah apa isinya - dan juga dicampur dengan wijen sangrai yang rasanya alamaaak enaknya, udah deh. Bahasa zaman sekarangnya tuh kelar perut lo! Hahaha. Saking enaknya, saya dan Aboy nyetok 3 bungkus untuk dimakan dengan nasi hangat di hostel nanti dan tentunya untuk oleh-oleh dibawa pulang. :) Tapi suatu saat saya diberi kesempatan untuk ke Kyoto lagi, saya akan mengunjungi toko yang sama untuk restock abon cabe amboi itu hehehe.

Ini lho tester yang saya maksud di atas :)) abaikan kerta hitung-hitungan itinerary itu ya :))

Tester produk yang lainnya. Ini juga enak banget!

Kemasan BonCabe-nya cute banget...

Setelah selesai belanja BonCabe, kami tawaf di dalam kawasan Arashiyama Bamboo Forest dan mengakhiri perjalanan kami di Stasiun Torokko Saga untuk naik Sagano Scenic Railway atau yang juga dikenal sebagai Sagano Torokko. Disini kami akan diajak menyusuri Hoguzawa River menggunakan old style train yang pastinya masih berbahan bakar diesel. Sebenarnya waktu yang tepat kalau kesini adalah musim semi atau musim gugur karena kita akan dimanjakan dengan pemandangan sakura atau pohom plum yang berwarna warni di sepanjang pinggiran sungai, tapi nggak ada salahnya juga kok kalau pas ke Jepang di musim peralihan untuk mencobanya, karena pemandangan sungai dan perbukitannya juga udah keren banget.

Kereta yang bakal dinaikin. Sumber: www.japan-guide.com

Pemandangannya :")

Gimana nggak jadi ngantuk ya kalau keretanya terbuka seperti ini hahahaha.

Ini merupakan itinerary yang wajib bagi kami karena kami super penasaran setelah melihat foto-foto di blog-blog orang kok kayaknya kalau kesini tuh semacam "klimaks"nya Arashiyama Bamboo Forest, karena cantiiiik banget. Dan asli, Masya Allaah, aslinya memang luar biasa bagusnya. Lelah jalan jauh-jauh kesini benar-benar terbayar... udah gitu selama perjalanan kita ditemani angin sepoi sepoi di kereta.. alamak, pengen balik lagi rasanya kalau ada rejeki. Aamiin!

Keretanya... mohon maaf fotonya nggak proper, lagi rame banget disini :")
Pemandangan Hoguzawa River di musim peralihan.
Kami turun di Stasiun Torokko Kameoka untuk bisa naik JR Sagano Line. Tinggal jalan sebentar ke Stasiun Umahori. Saat jalan kaki ke Umahori kami melewati sawah dan ladang milik penduduk. Pemandangannya cukup breathtaking dan nggak ada salahnya juga foto-foto sedikit disini. Luv banget dapet pemandangan cantik gratis kayak gini.

Pukul lima waktu setempat, kami menuju itinerary selanjutnya yaitu Gion Walk. Like a mainstream said... ya gitu aja sih liat perempuan-perempuan ber-yukata. Sebenarnya kami berharap buat ketemu Geisha tapi sepertinya sedang tidak beruntung. Nah... Hint-nya pas kesini itu bukan Gion Walk-nya tapiii nonton Appretiation of Apprentice Geisha yang jadi bagian sari Hanatouro Festival. Kalau kamu ke Kyoto pas pertengahan Maret, wajib banget buat ikut minimal 1 dari sekian banyak rangkaian festivalnya. Biasanya festival di Kyoto yang berhubungan dengan Spring adalah menghidupkan lampu temple mereka sehingga ketika difoto di malam hari jadi cuantik pol. Nah kalau Hanatouro rangkaiannya berupa dihidupkannya lampu lentera di sepanjang Maruyama Park dan kalau kamu beruntung bisa nonton Apprentice Geisha Show tadiii. Dari kawasan Gion ke Maruyama Park tinggal jalan kaki sedikit aja kok, worth it banget deh. Lebih lengkapnya bisa dibaca disini ya: klik link ini

Cantiknya~

Sempetin makan lagiii. entah ini apa namanya, tapi enak dan ini tumbuhan ya bukan daging-dagingan :)


Dan Alhamdulillaah kami kebagian nonton Geisha-nya. Bener-bener cantik banget penampilannya.
Hari ini melelahkan, tapi semua yang dilihat bisa membayarnya. :) ah, Kyoto memang surganya pemandangan indah. Semoga Allah mengizinkan saya dan keluarga ke Kyoto lagi, aamiin!

Wassalamu'alaykum warohmatullah...